Rabu, 06 April 2011

capatlah, bersegeralah,berlombalah

Al Quran dan sunnah menganjurkan setiap muslim untuk bersegera, tidak lambat, maju dan berkompetisi. Sejumlah kata dalam Al Qu'ran menyebutkan “wa saari’uu” (cepatlah), “saabiquu” (berlombalah), “fas’auw” (segeralah). Karenanya juga, Al Qu'ran Al Karim mengecap sikap santai, berlambat-lambat, bahkan sikap mundur. Lihatlah firman Allah SWT “Akan tetapi AllAh SWT tidak menyukai kesertaan mereka maka AllAh SWT menjadikan mereka tidak berangkat dan dikatakan kepada mereka duduklah kalian bersama orang-orang yang dudu.” Atau juga firman-Nya berbunyi “akhlada il al ardh” yakni sikap berat dan menempel pada bumi.

Dalam hadits juga diserukan makna-makna sepert itu. Misalnya, Rasululloh SAW bersbda,”Bersegeralah kamu melakukan amal-amal ..” atau “Bersegeralah memanfaatkan kesempatan lima sebelum yang lima …” dan semacamnya.

Apakah matahari telah berhenti bercahaya? Apakah bulan sudah tidak bergerak lagi? Apakah angin sudah berhenti berhembus? Apakah air sungai sudah membeku? Tidak. Semuanya bergerak. Semuanya tetap berpacu dan berlomba untuk terus bergerak. Zaman terus berjalan begitu cepat. Sinar melesat dengan kecepatan super kea rah yang ditujunya. Suara keluar dan segera terdengar sangat cepat. Tidak ada yang berhenti. Jika engkau berhenti, itu pertanda engkau mengalami kerugian dalam fase-fase yang snagat mahal, dan tidak akan terulang lagi selamanya. Usiamu, nafasmu, sejarahmu menuliskan rentang waktu yang engkau lewati.

Maka, bertakwalah kepada AllAh SWT di waktu malam, siang dari stu tahun ke tahun yang lain. Cukup sudah kemalasan. Cukup sudah penundaan. Bangkitlah dari kenikmatan sikap lalai dan menganggur tanpa amal. Tidak akan pernah engkau dapatkan orang yang berhenti bergerak kecuali orang-orang yang bodoh. Selain mereka, semuanya bergerak tanpa henti, seirus, sungguh-sungguh, penuh semangant.
Para petani terus mencangkul tanah sawahnya, para insinyur terus menggerakkan mesin pabriknya, dokter terus meneliti dan mengobati pasiennya, melakukan uji coba, menganalisa. Guru tetap melakukan pengkajian dan menguasai materi yang diajarkannya, menerangkan, mengenalkan ilmu kepada muridnya. Ahli ibadah begitu khusyu’ berdoa di musholanya, bertasbih. Sedangkan engkau, menunda semua amal dan mementingkan khayalan. Asyik dalam angan-angan kosong. Ingin berusia panjang dan berkehidupan sejahtera.

Seekor serigala dan kura-kura bertanding cepat. Jelas serigala lebih cepat langkah dan larinya. Ia juga lebih jauh lompatannya. Lebih kuat semngatnya. Sedangkan si kura-kura, lambat berjalannya. Si serigala dalam perjalanannya bertemu dengan kijang. Ia pun tertarik untuk memburu dan menyantapnya. Si kura-kura pun berjalan tenang hingga sampai tujuan dan berhsil mendahului si serigala.

Jangan menjadi seperti serigala ini. Menyibukkan diri, menyia-nyiakan waktu. Lupa dengan tujuan yang sebenarnya.

Ubah Kerugianmu Menjadi Keuntungan

Jika engkau merasa lapar di dunia ini. Atau bila engkau mengalami kefakiran dalam hidup ini. Atau jika engkau bersedih, engkau sakit, sengkau sangat berduka, engkau merasakan kepahitan di dunia ini. Ingatkanlah jiwa dengan kenikmatan dengan ketenangan, dengan kebahagiaan, dengan keamanan dan keabadian di surga. Bila engkau yakin dengan aqidah ini, niscaya kerugianmu akan berubah menjadi keuntungan. Dan dukamu akan berganti menjadi karunia.

Orang yang paling pandai adalah yang bekerja untuk akhiratnya, karena akhirat adalah lebih baik dan lebih abadi. Orang yang bodoh adalah orang yang melihat dunia ini sebagai tempat tinggal, tempat menetap dan ujung harapan ini. Orang seperti itu akan terpukul dengan musibah yang mungkin dialami. Mereka akan menjadi orang yang sangat menyesali peristiwa. Karena mereka tidak melihat apapun kecuali kehidupannya yang tidak mulia di dunia. Mereka tidak memiliki penilaian apapun kecuali pada dunia yang fana ini. Mereka tidak berpikir selain dunia, dan tidak bekerja kecuali untuk dunia saja. Mereka tidak mau ada kebahagiaan yang terluka dan tidak mau ada kesenangan yang ternoda.
Padahal, jika meraka bisa menyingkap tirai yang menutup hati mereka. Jika mereka bisa menyingkap katup kebodohan dari mata mereka. Niscaya mereka akan berbicara tentang keabadian surga, kenikmatannya dan istana-istananya. Niscaya mereka akan mendengarkan dengan penuh tekun wahyu-wahyu Allah yang menguraikan sifat-0sifat surga. Sesungguhnya surgalah sebuah tempat yang penting untuk diperhatikan dan direnungkan dengan pennuh keseriusan.

Pernahkah kita berfikir panjang tentang sifat-sifat para ahli surga bahwa mereaka tidak pernah sakit, tidak pernah bersedih dan juga tidak pernah mati. Mereka tidak pernah habis masa mudanya, tidak pernah lusuh pakaiannya, hidup dalam kamr-kamar yang luarnya tampak dari dalamnya, juga dalamnya tampak dari luarnya. Di dalamnya ada kenikmatan yang tek pernah terlihat oleh mata, tidak terdengar oleh telinga dan tak prnah terbesit dalam hati manuasia. Seorang yang berjalan di sana dibawah naungan pohon dari pohon-pohon surga sepanjang 100 tahun tak pernah terpututs. Panjangnya tenda di surga adalah 60 mil. Sungai-sungainya teus mengalir, istananya terbangun indah. Mengapa akal kita tidak mau berpikir? Mengapa kita masih tidak mau mentadabburi ayat-ayat itu? Seandainya kelak kita akan mengalami keadaan surga, niscaya ringanlah semua penderitaan, tegralah mata orang yang mengalami kesulitan, berbahagialah hati orang-orang yang berduka.

Duhai orang-orang yang merasa terhina dengan kekafiran dan kesulitan. Ketahuilah kebaikan bahwa engaku akan tinggal di surga AllAh SWT. Di sana engkau akan disambut dengan para malaikat yang mengatakan,”Salamun’alaykum bimaa shabartun fa ni’ma ‘uqbah daar.” Salam atas kalian atas kesabaran kalian, maka inilah tempat terkahir yang paling nikmat.
(mohon maaf kalau ada pembaca yang non muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar